KIRIM SMS GRATIS

Senin, 26 Maret 2018

Fakta Ababil, Burung Perkasa yang Diciptakan untuk Membunuh Pasukan Gajah

[Fakta Ababil, Burung Perkasa yang Diciptakan untuk Membunuh Pasukan Gajah]

Adanya burung ababil ini jadi bukti kalau manusia memang nggak pantes sombong.

Jika kamu seorang muslim, mungkin sudah nggak asing lagi dengan nama burung ababil. Diketahui burung tersebut bukanlah satu jenis spesies yang ada di dunia, namun Allah sengaja menciptkan burung ini untuk menghancurkan kesombongan dan keserakahan Abrahah.
Dialah sang panglima perang negeri Yaman yang begitu ditakuti pada masanya. Namanya begitu dikenal karena kebengisan dan juga kekuatannya yang dahsyat. Namun, sekuat apapun Abrahah, dia tetaplah manusia biasa. Tak akan mampu ia menghadapi Allah. Kesombongan tersebut sontak saja lebur setelah Allah mengirimkan pasukan ababil dari langit. Seperti apa sebenarnya burung yang mengalahkan pasukan gajah tersebut? Berikut ulasannya.
[Ciri fisik burung ababil]

Ababil bukanlah spesies burung yang ada di bumi. Burung tersebut merupakan pasukan khusus yang diciptakan untuk memiliki kekuatan jauh melampaui manusia. Burung-burung tersebut digambarkan memiliki warna yang berbeda, ada yang hitam, putih, dan hijau. Masing-masing dari burung tersebut membawa 3 batu, 1 di paruh dan 2 di kaki mereka.


Batu tersebut merupakan kerikil2 dari neraka yang begitu panas. Cara burung ababil membawa batu panas tersebut terlihat seperti pesawat tempur aerodinamis yang seperti pesawat F-15 atau Sukhoi SU-20, namun dengan jumlah yang luar biasa banyak. Saking banyaknya burung-burung tersebut terlihat seperti kepulan asap yang pekat.


[Burung ababil diciptakan sebagai pasukan yang kuat]


Abrahah saat itu dikenal sebagai panglima yang sangat ditakuti karena kekuatannya. Namun, diketahui bahwa Allah dengan mudah menciptakan pasukan udara yang memiliki kekuatan melampaui para manusia sombong tersebut.


Digambarkan bahwa burung ababil memiliki kekuatan untuk membawa batu panas dari neraka dan melemparkannya pada musuh-musuh Allah. Bebatuan yang sontak membuat pasukan Abrahah terhempas, seperti daun-daun kering yang dimakan ulat. Dalam hitungan menit, pasukan yang terkenal luar biasa kuat tersebut porak poranda.


[Misteri batu yang dibawa oleh burung ababil]


Peristiwa hancurnya pasukan Abrahah memang menimbulkan banyak pertanyaan, terutama dari sisi sains. Sebab, batu-batu yang digunakan para burung untuk menghancurkan para pasukan Abrahah hilang begitu saja. Penelitian tentang batu tersebut pun tidak bisa dilakukan.


Hingga saat ini, banyak yang yang tidak percaya jika bebatuan tersebut berasal dari neraka. Sebab, jika benar berasal dari neraka, tentu bumi sudah berlubang karena panasnya. Banyak yang berpendapat bahwa batu tersebut berasal dari luar angkasa. Namun dari planet apa? Hingga saat ini, batu yang menghancurkan satu pasukan itu masih menjadi misteri.


[Awal mula Abrahah ingin menghancurkan Mekkah]


Kisah kesombongan Abrahah terjadi sebelum zaman kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bermula dari rasa dengki Abrahah pada kota Mekkah yang di dalamnya terdapat ka’bah yang selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang Arab. Pada masa jahiliyah, banyak orang-orang yang mendatangi ka’bah bukan untuk menyembah Allah, melainkan menyembah berhala yang ada di sekitar ka’bah. Abrahah mengancam ingin menghancurkan ka’bah dan mengalihkan tempat penyembahan ke Yaman.


Rupanya, ancaman tersebut tidak dihiraukan oleh masyarakat Mekkah. Panglima Yaman tersebut pun marah dan mengutus pasukan berbaju besi untuk bersiap menyerang Mekkah. Abrahah juga membawa banyak gajah yang dikenal dengan kekuatan penghancurnya. Meski demikian, kedatangan Abrahah ke Mekkah bukan untuk berperang. Ia mengatakan hanya ingin menghancurkan ka’bah. Mekkah yang saat itu di bawah kepemimpinan Abdul Mutalib pun tidak bisa melakukan apapun kecuali pasrah.


[Kronologi terjadinya]


Pasukan Abrahah memiliki peralatan perang yang sangat lengkap. Masyarakat Mekkah yang ketakutan pun langsung mengungsi ke bukit-bukit. Saat perjalanan Abrahah untuk menghancurkan ka’bah, Abrahah rupanya juga merampas unta-unta milik penduduk Mekkah termasuk milik Abdul Mutallib. Hal tersebut sontak membuat kakek Nabi Muhammad tersebut merasa geram dan memberanikan diri untuk meminta kembali unta-unta tersebut. Abdul Mutallib mendatangi tenda peristirahatan Abrahah seorang diri, tanpa pengawalan. Namun, saat Abdul Mutalib mengatakan niatnya, ia justru ditertawakan oleh Abrahah. Dengan kesombongannya, Abrahah pun menantang Allah untuk menghentikan niat buruknya.


Detik-detik penghancuran ka’bah pun tiba. Para pasukan mulai mendekati ka’bah. Namun Abrahah mulai merasakan firasat buruk, sebab para gajah seolah enggan mendekati ka’bah. Padahal, sebelumnya panglima Yaman tersebut begitu yakin akan mudah menghancurkan ka’bah. Namun, tiba-tiba saja datang jutaan burung dari langit yang menyerang bertubi-tubi. Merekalah pasukan khusus yang dikirim oleh Allah untuk memporak-porandakan kesombongan Abrahah, serta menjadi bukti kebesaran Allah.


Itulah sedikit kisah tentang burung ababil yang menghancurkan pasukan gajah dalam sekejap. Dari kisah di atas, kiranya bisa memberikan pembelajaran bahwa manusia memang tidak pantas memiliki sifat sombong, seberapa tinggi dan hebatnya ia di mata manusia lain (https://www.boombastis.com/fakta-burung-ababil/98101).

Minggu, 26 Juni 2016

Anak Muda, berkatalah: SEKARANG !



Anak Muda, berkatalah: SEKARANG !
KETIKA Amerika Utara berperang melawan bagian Selatan, Kolonel Rahl adalah salah seorang yang diserahi memimpin pasukan dari Utara. Selagi sang Kolonel itu beristirahat, sambil main kartu, sekonyong-konyong (tiba-tiba) seorang berkuda datang. Ia adalah seorang kurir dari perbatasan yang membawa pesan dari komandannya.
Sepucuk surat diberikan oleh kurir itu kepada Rahl. Nampaknya Kolonel itu sangat asyik dengan permainan kartunya. Surat itu diterimanya dan dimasukkan ke dalam sakunya. Kolonel itu mungkin berpendapat, akan membaca surat itu setelah main kartu. Ia tak menyadari bahwa surat itu berisi pemberitahuan musuh dari Selatan  sedang bergerak maju dengan persiapan yang matang.
Sang Kolonel terperanjat ketika melihat musuh sudah begitu dekat. Padahal ia hanya menunda beberapa puluh menit saja membaca surat yang diterimanya. Meski akhirnya peperangan itu dimenangkan oleh pihak Utara, tetapi sang Kolonel harus membayarnya dengan amat mahal. Ia tewas dalam pertempuran yang mendadak itu.
Joe Stroker, petugas rem kereta api, suatu hari keretanya macet karena katup silindernya mengalami kerusakan. Kereta api dari arah depan sebentar lagi akan melintas. Beberapa kawannya telah memperingatkan kepada Joe supaya secepat mungkin menyalakan lampu memberi tanda bahaya.
Joe dengan santai menjawab: “Beres!”. Dan ia melanjutkan meneguk minuman di gelasnya. Kemudian dengan berjalan gontai setengah mabuk, ia meraih jaketnya dan mengambil korek api untuk menyalakan lampunya. Tetapi ketika lampu itu menyala, kereta api dari depan sudah demikian dekat. Dan joe dengan melongo menyaksikan tabrakan dua kereta api.
Joe sendiri selamat. Tetapi ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri ketika melihat darah para korban yang membanjir. “Seandainya aku tidak terlambat, seandainya aku tidak mengambil gelasku lagi, seandainya langsung menyalakan lampu ketika diperingatkan, seandainya…. Seandainya”.
Penyesalan Joe tak pernah kunjung habis. Orang kemudian menyaksikan laki-laki itu sepanjang hari menyesali diri dengan dberkata: “seandainya, seandainya… seandainya…”. Joe telah gila.
Kita masing-masing tentu memiliki lagi sekian banyak pengalaman dalam hidup sehari-hari yang berulang kali mengajarkan kepada kita bahwa kerugian-kerugian besar sering disebabkan oleh sikap kita yang keliru dalam soal kecil.
Dan soal kecil yang sering kita lakukan adalah kegemaran berkata: “Nanti dulu”.
Kata pendek ini punya daya serap yang besar untuk melumpuhkan kesuksesan manusia. Potensi manusia tak bisa tergali secara maksimal karena dihinggapi penyakit gemar berbuat: Nanti dulu!
Dale Carnagie, psikolog Amerika kenamaan pernah bilang, kegagalan manusia sering disebabkan karena dia gemar menunda. Dan jarang manusia itu gagal karena benar-benar dia tidak mampu.
Carnagie sendiri memang pernah mengalami peristiwa semacam itu. Ketika ia masih tinggal di tempat kost dengan kamar sempit, makan tak bergizi, pakaian terbatas dan suka mengeluh, ia waktu itu seorang pemuda yang suka berkata nanti dulu. Dan ketika ia ingin mengubah dunia hidupnya, maka di kamarnya, dekat meja tulisnya diletakkan batu.  Dan pada batu itu ditulis satu kata: Sekarang!
Setiap kali Carnagie hendak menunda pekerjaan dan rencana, batu itu seakan menegurnya: “Carnagie, lakukan sekarang ! Sekarang !”. Hasilnya, menurut Carnagie sendiri luar biasa.
Potensi manusia sendiri sebenarnya luar biasa. Tidak ada manusia yang telah mampu menggali potensi dirinya sampai seratus persen.
Sebuah buku: Iman Jalan Menuju Hidup Sukses karangan Nadjih Ahyad melukiskan kemampuan otak manusia yang luar biasa. Kebanyakan manusia hanya menggunakan lima persen saja dari kemampuan otaknya. Dan orang-orang yang dikenal kerja keras tanpa kenal putus asa, menggunakan kemampuan otaknya tidak sampai 40 persen. Sebuah Institut yang menyelidiki kemampuan otak menerangkan, seandainya manusia itu menggunakan 50 persen saja dari kemampuan otaknya, ia akan menguasai 40 bahasa, hafal satu set Encyclopedia yang tebal-tebal dan menguasai 12 cabang kesarjanaan sekaligus. Jadi mungkin dia seorang yang sekaligus menjadi dokter, dokter gigi, dokter hewan, insinyur, sarjana hukum, sarjana ilmu sosial, sarjana ekonomi, dan seterusnya.
Kelemahan organisasi kita, kelompok kita dan kita sendiri adalah kelemahan kita dalam menyusun daftar kerja. Sekian banyak organisasi Islam yang ada di negeri kita. Dan sebagian besar memiliki penyakit tidak punya program kerja yang terencana baik. Gerak kita cenderung mendadak. Dan tentu saja gerak itu akan hangat-hangat tahi ayam.
Dan kalau toh ada perencanaan, kita cenderung mengulur-ulur waktu. Ah, sebentar lagi, ha, besok saja toh masih ada waktu, ah batas akhirnya masih jauh, ah…. ah…. ah…
Menunda memang sebuah kenikmatan tersendiri. Meski akhirnya kita sering harus membayarnya dengan harga yang amat mahal.
KH Mas Mansur ketika menjadi ketua PP Muhammadiyah pernah berpesan singkat: Tepatilah waktu! Dan pesan itu diulang kembali oleh AR. Fachruddin, PP
Taken from: Majalah Panji Masyarakat No. 306 (Sungai Raya Kandangan KALSEL INDONESIA, Sabtu/25-10-2003_sahabat anda_Riduan - رضوان)